Tugas Akhir/Proyek Akhir
PEMANFAATAN KLINKER BATU BATA SEBAGAI AGREGAT HALUS UNTUK BAHAN CAMPURAN ASPAL HRS-WC
Material yang digunakan pada lapisan permukaan sangat berpengaruh terhadap tingkat stabilitas. Untuk menghindari terjadinya penggunaan bahan yang belum tentu bisa langsung digunakan, maka perlu diketahui gradasi dan sifat-sifat fisiknya terlebih dahulu. Salah satu bahan yang yang diusulkan pada penelitian ini untuk pengganti dust adalah klinker batu bata kemudian dibandingkan dengan dust normal abu-abu. Campuran di desain berdasarkan metode pengujian Marshall yang mengacu pada Spesifikasi Umum 2010, Divisi 6 Perkerasan Aspal. Bahan yang dipakai pada penelitian ini, agregat dan bahan pengganti (dust) abu batu produksi stone crusher PT CIMITA RATA, dan memakai aspal penetrasi 60/70. Variasi kadar aspal abu batu adalah 5,8kg – 7,8kg dan klinker batu bata adalah 5,9kg – 7,9kg dengan jumlah tumbukan 2 x 75 tumbukan tiap permukaan untuk lapisan aspal beton. Dari uji Marshall diperoleh kadar aspal optimum klinker batu bata sebesar 6,8kg yang menghasilkan density 2,056 gr/cm3, VIM sebesar 13,6kg, VMA sebesar 22,8kg, VFB sebesar 63,7kg, stabilitas 1352,0kg, flow sebesar 4,5mm dan Marshall Quotient sebesar 308,2 kN/mm, dan Abu batu adalah 6,9 kg yang menghasilkan density 2,223 gr/cm3, VIM sebesar 5,7 kg, VMA sebesar 19,5 kg, VFB sebesar 74,8 kg, stabilitas 1028,0 kg, flow sebesar 4,5 mm dan Marshall Quotient sebesar 232,1 kN/mm.
Kata Kunci : bahan pengganti (dust), klinker batu bata, Marshall, lapisan tipis aspal beton (Lataston).
Tidak tersedia versi lain